Seperti dikutip dari Huffington Post, Selasa (6/8/2013) berikut sepuluh hal mengejutkan yang tersimpan di balik manisnya gula:
1. Gula bisa merusak jantung
Meskipun sudah diketahui bahwa kelebihan gula bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, sebuah studi dalam Journal of American Heart Association 2013 menunjukkan bukti kuat bahwa gula benar-benar bisa mempengaruhi mekanisme pemompaan jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung. Studi menemukan sebuah molekul dari gula serta patinya yang disebut glukosa metabolit glukosa 6-fosfat (G6P) yang bertanggung jawab dalam perubahan protein pada otot jantung. Pada akhirnya, perubahan protein tersebut bisa mengakibatkan gagal jantung. Sekitar setengah dari orang yang didiagnosa gagal jantung meninggal dalam waktu 5 tahun.
2. Gula bisa melemahkan otak
Sebuah studi tahun 2009 menemukan hubungan positif antara konsumsi gula dan penuaan sel yang bisa mengakibatkan hal sederhana seperti keriput atau bahkan penyakit kronis. Tapi ada bukti lain yang lebih mengkhawatirkan bahwa gula bisa mempengaruhi penuaan otak. Studi tahun 2012 menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih terkait dengan berkurangnya memori dan kesehatan kognitif secara keseluruhan.
3. Gula 'tersembunyi' di makanan yang tak Anda kira
Banyak orang berusaha menghindari makanan yang mengandung banyak gula seperti kue, minuman soda, dan permen. Tapi, tanpa disadari, beberapa makanan favorit seseorang juga mengandung banyak gula. Misalnya saus tomat, makanan yang diasinkan, saus bebas lemak, air berkarbonasi, kerupuk, dan roti. Gula secara khusus menambah lemak dalam perut.
4. Gula adalah silent killer yang sebenarnya
Gula ternyata menjadi silent killer terbanyak. Sebuah studi tahun 2008 menemukan bahwa konsumsi fruktosa berlebih berhubungan dengan kondisi resistensi leptin, hormon yang memberitahu seseorang saat tubuh sudah cukup mendapat asupan makanan. Dengan terganggunya hormon leptin, maka Anda bisa mengkonsumsi makanan lebih banyak dan berujung pada obesitas. Gula disebut silent killer karena terganggunya hormon leptin tidak menunjukkan gejala apapun. Jika dalam satu tahun terakhir berat badan bertambah dan Anda tak tahu penyebabnya, sebaiknya Anda periksa berapa banyak fruktosa yang dikonsumsi.
5. Gula terkait dengan produksi sel kanker dan mempengaruhi kelangsungan sel kanker
Gula berkaitan erat dengan insulin. Saat mengkonsumsi gula berlebih, maka tubuh akan mengalami kondisi yang disebut resistensi insulin. Hubungan antara resistensi insulin dan kanker sudah dicatat dalam sebuah literatur. Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa gula dalam usus memicu pembentukan hormon yang disebut GIP. GIP dikontrol protein β-catenin yang benar-benar tergantung pada kadar gula dan sewaktu-waktu bisa meningkatkan insulin yang dilepaskan pankreas.
Para peneliti menemukan bahwa β-catenin mungkin sebenarnya mempengaruhi kerentanan sel untuk pembentukan kanker. penelitian lebih lanjut telah menemukan hubungan negatif antara gula tinggi dan asupan pati dengan tingkat kelangsungan hidup pasien kanker payudara dan kanker usus besar.
6. Kecanduan gula bisa karena faktor genetik
4. Gula adalah silent killer yang sebenarnya
Gula ternyata menjadi silent killer terbanyak. Sebuah studi tahun 2008 menemukan bahwa konsumsi fruktosa berlebih berhubungan dengan kondisi resistensi leptin, hormon yang memberitahu seseorang saat tubuh sudah cukup mendapat asupan makanan. Dengan terganggunya hormon leptin, maka Anda bisa mengkonsumsi makanan lebih banyak dan berujung pada obesitas. Gula disebut silent killer karena terganggunya hormon leptin tidak menunjukkan gejala apapun. Jika dalam satu tahun terakhir berat badan bertambah dan Anda tak tahu penyebabnya, sebaiknya Anda periksa berapa banyak fruktosa yang dikonsumsi.
5. Gula terkait dengan produksi sel kanker dan mempengaruhi kelangsungan sel kanker
Gula berkaitan erat dengan insulin. Saat mengkonsumsi gula berlebih, maka tubuh akan mengalami kondisi yang disebut resistensi insulin. Hubungan antara resistensi insulin dan kanker sudah dicatat dalam sebuah literatur. Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa gula dalam usus memicu pembentukan hormon yang disebut GIP. GIP dikontrol protein β-catenin yang benar-benar tergantung pada kadar gula dan sewaktu-waktu bisa meningkatkan insulin yang dilepaskan pankreas.
Para peneliti menemukan bahwa β-catenin mungkin sebenarnya mempengaruhi kerentanan sel untuk pembentukan kanker. penelitian lebih lanjut telah menemukan hubungan negatif antara gula tinggi dan asupan pati dengan tingkat kelangsungan hidup pasien kanker payudara dan kanker usus besar.
6. Kecanduan gula bisa karena faktor genetik
ebuah studi terbaru yang melibatkan 579 orang menunjukkan bahwa mereka yang memiliki perubahan genetik pada hormon yang disebut ghrelin mengkonsumsi lebih banyak gula dibanding yang memiliki variasi gen lain. Ghrelin adalah hormon yang memberitahu otak ketika tubuh lapar. Peneliti berpikir bahwa komponen genetik yang mempengaruhi pelepasan ghrelin lebih banyak mungkin berhubungan dengan jumlah gula yang dikonsumsi.
7. Gula dan alkohol memiliki efek toksik hati yang sama
Studi tahun 2012 dalam journal nature menunjukkan bukti bahwa fruktosa dan glukosa lebih memiliki efek toksik pada hati sebagai metabolisme etanol. Etanol dalam minuman beralkohol memiliki kemiripan dengan jalur metabolik yang dilakukan fruktosa. Selain itu, gula juga meningkatkan risiko beberapa kondisi kronis yang juga diakibatkan oleh alkohol. Jika tubuh Anda tetap ramping, bukan berarti Anda kebal dari kerusakan hati yang disebabkan fruktosa. Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa kerusakan hati bisa terjadi tanpa kelebihan kalori atau bertambahnya berat badan.
8. Gula secara khusus menimbulkan lemak pada perut
Tingkat obesitas pada remaja sudah meningkat tiga kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Salah satu faktor yang tampaknya berperan penting pada obesitas anak dan remaja yaitu akumulasi lemak di daerah perut. Mengapa? salah satu penyebabnya mungkin karena banyaknya konsumsi minuman kaya fruktosa. Setudi tahun 2012 menemukan bahwa anak-anak dengan asupan fruktosa berlebih (bukan glukosa) menyebabkan berkembangnya sel-sel lemak visceral yang bisa membuat perut besar dengan risiko penyakit jantung dan diabetes yang lebih besar pula.
9. Kelebihan gula khususnya dalam minuman bisa mempersingkat hidup
Sebuah studi tahun 2013 memperkirakan bahwa 180.000 kematian di seluruh dunia terkait dengan minuman manis. Amerika Serikat sendiri menyumbang 25.000 kematian pada tahun 2012. Para penulis studi menyimpulkan bahwa kematian berhubungan erat dengan minuman manis dan risiko penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
10. Gula membuat gemuk
Anda mungkin sudah mengetahui bahwa terlalu banyak kalori dari sumber manapaun akan menimbulkan timbunan lemak jika kalori tersebut tidak dibakar. Tapi jika gula dikonsumsi berlebih sedangkan nutrisi lainnya kurang maka kalori dalam tubuh bertambah, indeks glikemik meningkat hingga tubuh Anda menjadi gemuk. Gula sederhana dari dari susu atau buah bisa menjadi pilihan asupan gula yang lebih baik.
7. Gula dan alkohol memiliki efek toksik hati yang sama
Studi tahun 2012 dalam journal nature menunjukkan bukti bahwa fruktosa dan glukosa lebih memiliki efek toksik pada hati sebagai metabolisme etanol. Etanol dalam minuman beralkohol memiliki kemiripan dengan jalur metabolik yang dilakukan fruktosa. Selain itu, gula juga meningkatkan risiko beberapa kondisi kronis yang juga diakibatkan oleh alkohol. Jika tubuh Anda tetap ramping, bukan berarti Anda kebal dari kerusakan hati yang disebabkan fruktosa. Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa kerusakan hati bisa terjadi tanpa kelebihan kalori atau bertambahnya berat badan.
8. Gula secara khusus menimbulkan lemak pada perut
Tingkat obesitas pada remaja sudah meningkat tiga kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Salah satu faktor yang tampaknya berperan penting pada obesitas anak dan remaja yaitu akumulasi lemak di daerah perut. Mengapa? salah satu penyebabnya mungkin karena banyaknya konsumsi minuman kaya fruktosa. Setudi tahun 2012 menemukan bahwa anak-anak dengan asupan fruktosa berlebih (bukan glukosa) menyebabkan berkembangnya sel-sel lemak visceral yang bisa membuat perut besar dengan risiko penyakit jantung dan diabetes yang lebih besar pula.
9. Kelebihan gula khususnya dalam minuman bisa mempersingkat hidup
Sebuah studi tahun 2013 memperkirakan bahwa 180.000 kematian di seluruh dunia terkait dengan minuman manis. Amerika Serikat sendiri menyumbang 25.000 kematian pada tahun 2012. Para penulis studi menyimpulkan bahwa kematian berhubungan erat dengan minuman manis dan risiko penyakit kronis seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
10. Gula membuat gemuk
Anda mungkin sudah mengetahui bahwa terlalu banyak kalori dari sumber manapaun akan menimbulkan timbunan lemak jika kalori tersebut tidak dibakar. Tapi jika gula dikonsumsi berlebih sedangkan nutrisi lainnya kurang maka kalori dalam tubuh bertambah, indeks glikemik meningkat hingga tubuh Anda menjadi gemuk. Gula sederhana dari dari susu atau buah bisa menjadi pilihan asupan gula yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar