Minggu, 04 Januari 2015

Apa Manfaat Memaafkan dan Mengapa Hal Itu Penting?



Kemarin, adik saya melakukan suatu kecerobohan, meski sudah kerap diingatkan, ia masih saja melakukan kecerobohan yang sama. Sebelum tidur saya memikirkan kembali dampak teguranku padanya, karena ia terlihat murung setelahnya. Mungkin beberapa patah ucapanku berlebihan. Satu kesalahan seharusnya tidak membenarkan saya mengungkit kembali kesalahan lainnya di masa lalu.  

Dalam tulisan kali ini saya mencoba mengingatkan diri sendiri tentang pentingnya tindakan memaafkan dan meminta maaf. Memaafkan merupakan salah satu anjuran yang telah kita dengar sejak kecil, dimana kita mulai berinteraksi dengan orang lain.

Anjuran ini bagian dari pesan universal dari berbagai kepercayaan, dan sungguh penting dipraktekkan mengingat ketidaksempurnaan kita sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan. Dan pesan senada juga dikemukakan oleh berbagai penelitian dewasa ini, mengapa kita perlu saling memaafkan, meskipun itu tidak selalu mudah.


Apa itu memaafkan? 

Psikolog umumnya mendefinisikan memaafkan sebagai tindakan sadar, keputusan yang disengaja untuk menghilangkan perasaan dendam atau tidak melakukan tindakan balas dendam terhadap seseorang atau kelompok yang telah melukai Anda, terlepas dari apakah mereka benar-benar layak dimaafkan atau tidak.

Lalu kita mungkin bertanya, apakah dengan adanya sifat memaafkan berarti kita atau orang lain menjadi anggap remeh terhadap tindakan yang tidak patut? Atau dalam bahasa sehari-hari, “eh, karena aku baik, jadi suka-sukamu gitu?

Para ahli yang mempelajari atau mengajarkan pentingnya memaafkan mengemukakan bahwa ketika kita memaafkan, kita tidak mengabaikan atau menyangkal keseriusan pelanggaran yang dilakukan orang lain. Pengampunan tidak berarti melupakan, juga tidak berarti permisif terhadap pelanggaran. Meskipun pengampunan dapat membantu memperbaiki hubungan yang rusak, itu tidak mewajibkan kita harus sejalan dengan orang yang menyakiti.  

Tindakan memaafkan membawa kedamaian pikiran dan membebaskan kita dari kemarahan korosif. Meskipun ada beberapa perdebatan tentang apakah pengampunan sejati membutuhkan perasaan positif terhadap pelaku, para ahli setuju bahwa orang yang mendapat maaf atau pengampunan dapat mengurangi perasaan negatif yang dialaminya. Dengan cara ini, seseorang yang memaafkan dapat mengendalikan rasa sakit yang ia alami dan  memungkinkannya menyembuhkan diri dan melanjutkan hidup dengan lebih ringan.


Mengapa perlu memaafkan?

Seperti yang kita pahami sehari-hari, memaafkan merupakan salah satu jenis tindakan yang menunjukkan kebaikan,  kemurahan-hati, belas kasihan atau kasih sayang kepada orang yang bersalah pada kita. Hal itu memang benar, boleh dikatakan bahwa tindakan memaafkan adalah cara paling efektif untuk memperpendek siklus kejahatan atau semacamnya. Ketika memaafkan, berarti kita menghentikan reaksi berantai balas-membalas dendam. Namun, tidak hanya itu  penelitian selama beberapa dekade terakhir pun mengungkapkan ada banyak manfaat dari tindakan memaafkan, diantaranya:


1) Tindakan memaafkan membuat kita lebih bahagia

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang bahagia lebih cenderung untuk memaafkan. Dan sejalan dengan ini, orang yang mampu memaafkan cenderung lebih bahagia, terutama ketika mereka memaafkan seseorang yang dekat dengan mereka.


2) Tindakan memaafkan dapat meningkatkan kesehatan

Ketika kita memikirkan dendam, tekanan darah dan denyut jantung akan meningkat. Ini menandakan bahwa stres sedang melanda. Ketika kita mengampuni, tingkat stress akan turun. Penelitian juga menunjukkan bahwa menyimpan dendam mungkin membahayakan sistem kekebalan tubuh kita, membuat kita lebih tahan terhadap penyakit.


3) Tindakan memaafkan dapat mempertahankan hubungan

Ketika orang lain melukai atau mengecewakan kita, rasa dendam dapat membuat kita menahan kebaikan, menghindar, dan enggan bekerja sama dengan mereka. Seringkali, hal ini memperparah keadaan dan merusak kepercayaan dan komitmen. Penelitian menunjukan bahwa memaafkan dapat menghentikan kekacauan dan memperbaiki hubungan.


4) Tindakan memaafkan sangat sangat penting dalam pernikahan

Pasangan yang lebih pemaaf dan tidak pendendam lebih baik dalam menyelesaikan konflik secara efektif dalam pernikahan mereka. Sebuah studi jangka panjang yang dilakukan pada pengantin baru menemukan bahwa pasangan yang lebih pemaaf memiliki hubungan pernikahan yang lebih kuat dan memuaskan. Namun, ketika pasangan yang lebih pemaaf mengalami kekerasan dari suami atau istri, mereka pasti kurang bahagia dalam pernikahan, akan tetapi tindakan pemaaf ini biasanya menjadi penyelamat keutuhan pernikahan.


5) Tindakan memafkan dapat meningkatkan kebaikan dan keterhubungan

Orang yang pemaaf tidak hanya merasa lebih positif terhadap seseorang yang menyakiti mereka. Mereka juga lebih mengutamakan kedamaian dan merespek hubungan, ketimbang mempermasalahkan hal sepele dan menuntut kesempurnaan dari orang lain.


6) Tindakan memaafkan dapat membantu menyembuhkan luka batin

Hal ini hampir sama seperti di atas, namun kali ini penelitian dilakukan kepada 2 kelompok yang pernah bertikai dalam perang. Sebuah program pelatihan memaafkan yang dilakukan di Rwanda menunjukkan bahwa tindakan memaafkan dapat mengurangi trauma dan meningkatkan sikap yang lebih positif antara orang-orang Hutu dan Tutsi di sana. Studi lainnya yang mengajarkan tindakan memaafkan pada penduduk korban perang di Sierra Leone menunjukkan bahwa tindakan memafkan telah mengurangi depresi, membuat orang lebih bersyukur, lebih puas dengan kehidupan, dan lebih mudah menjalin hubungan dengan orang lain.

Dengan melihat beberapa manfaat dari tindakan memaafkan di atas, kita patut berupaya mempraktekkan hal ini dalam kehidupan sehari-hari.  Akan tetapi memaafkan tidak semudah menuliskannya disini, karena hal itu bisa berhubungan dengan hal-hal yang sangat berharga dalam kehidupan kita. Mungkin, beberapa cara berikut dapat membantu kita untuk menumbuhkan sikap pemaaf dalam diri.


Bagaimana menumbuhkan sikap pemaaf?

Menurut Robert Enright, dkk., tindakan memaafkan atau sifat suka memaafkan bukan merupakan sifat bawaan seseorang. Tindakan memaafkan atau tidak memaafkan merupakan pilihan, dan kemampuan memaafkan ini dapat dilatih dan dipraktekkan semua orang yang menginginkannya. 

Berikut adalah beberapa strategi berbasis penelitian untuk memasuki kapasitas tersebut, apakah Anda sedang mencoba untuk memaafkan orang lain, memaafkan diri sendiri, atau mengharapkan pengampunan dari orang lain.

  • Pandanglah sifat memaafkan sebagai bagian dari Anda, bukan pemberian atau kemurahan hati kepada orang lain. Dalam Nine Steps to Forgiveness, Fred Luskin menekankan bahwa tindakan memaafkan lebih baik dipandang sebagai sesuatu yang akan membawa kedamaian ke dalam diri Anda dan mengurangi penderitaan
  • Artikulasikan emosi Anda. Jika Anda ingin memaafkan atau dimaafkan, ungkapkan perasaan Anda kepada orang lain.
  • Pupuk empati. Ketika kita terluka, kita cenderung untuk memaafkan dan enggan membalas jika kita mampu merasakan atau membayangkan penderitaan atau penyesalan yang dirasakan oleh orang yang menyakiti mereka. Sebaliknya juga demikian, jika kita melukai orang lain, kita akan cenderung meminta maaf bila kita mampu merasakan atau membayangkan penderitaan orang lain yang kita lukai.
  • Jangan terlalu lunak pada diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa tindakan terlalu permisif terhadap kesalahan diri sendiri kadang-kadang dapat mengurangi empati kita kepada orang lain. Akibatnya kita menjadi sulit meminta maaf kepada orang lain, karena kita memandang sepele hal yang menimpa orang lain.  Pandanglah, bahwa masing-masing orang punya kemampuan dan perspektif yang berbeda dalam menanggung dan memandang suatu hal.
  • Motivasi diri Anda untuk menebus kesalahan dengan memperbaiki diri. Bila hal itu terhadap orang lain, berempatilah kepada penderitaan orang lain, jujurlah mengakui kesalahan.
  • Carilah perdamaian, bukan keadilan. Ada satu nasihat yang sangat baik soal perdamaian, yang mengatakan “Jika hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang”.
  • Dapat melakukan keadilan adalah hal yang indah, akan tetapi seringkali ketika kita menuntut keadilan, kita terbentur dengan perdamaian.
  • Pahami bahwa bahwa memaafkan adalah sebuah proses. Tindakan memaafkan tidak terjadi dalam sekejap, melainkan membutuhkan waktu dan energi untuk mewujudkannya. Pun, kedamaian yang diperoleh dari memaafkan. Seseorang mungkin tidak langsung bahagia dan bebas dari luka batin seketika. [greatergood.berkley.edu]
Dengan mengingat kembali manfaat memaafkan dan mengapa itu penting bagi kita, semoga kita hidup dalam perdamaian dengan semua orang.

Sumber : http://www.tipsmu-tipsku.com/2013/08/apa-manfaat-memaafkan-dan-meminta-maaf.html

0 komentar:

Posting Komentar