Rabu, 31 Desember 2014

Mengatasi Fobia Kucing

Fobia adalah suatu ketakutan berlebihan yang terjadi pada diri manusia akibat suatu peristiwa yang sangat membekas di masa dahulu. Salah satu jenis fobia yang banyak dijumpai adalah fobia terhadapa hewan, dalam hal ini fobia terhadap kucing. Bagi sebagian besar orang, kucing adalah binatang yang lucu dan menggemaskan.
Pada suatu siang datanglah seorang gadis ke klinik Wahana Sejati, yaitu tempat untuk melakukan terapi pikiran. Gadis tersebut memiliki suatu permasalahn dengan dirinya, yaitu ketakutan yang berlebihan (Fobia) terhadap kucing. Singkat cerita gadis itu sekarang telah memasuki ruang terapi. Ia bertemu dengan seorang Hipnoterapist di situ. dimulailah percakapan sederhana antara keduanya. “namanya siapa mbak ?” tanya sang Terapist, “saya Dewi mas..” gadis itu menjawab dengan kondisi yang terlihat masih sedikit tegang.
Kemudian sang Terapist menanyakan apa yang menjadi masalah pada diri gadis/klien tersebut serta menjelaskan Hipnosis secara benar kepada klien untuk mengatasi ketegangannya. akhirnya keduanya terlibat dalam perbincangan yang santai serta diselingi dengan canda tawa. Dari perbincangan tersebut, didapatlah sebuah informasi mengenai masalah yang dialami oleh Klien. Masalah tersebut adalah Klien menderita fobia kucing, mengapa sampai terjadi?.
Klien menjelaskan bahwa pada masa kecilnya Ia sangat menyenangi kucing dan Ia adalah anak yang cukup nakal. Pada suatu hari di masa kecilnya, karena Ia anak yang nakal, Ia dengan sengaja memukul seekor kucing lalu dengan reflek kucing tadi mencakarnya. Dari pengalaman traumatis di masa kecil Klien tadi, dapat disimpulkan bahwa penyebab fobia kucing yang dialami Klien adalah karena Ia pernah dicakar oleh seekor kucing karena Ia sebelumnya memukul kucing tersebut. Dari situ kemudian sang Terapist bertanya kepada Klien “Anda dicakar kucing karena Anda memukul kucing tersebut kan..!?” “iya..” jawab Klien, “berarti jika Anda tidak memukul kucing tadi maka kucingnya juga tidak akan mencakar anda kan..!?” “bener juga ya..” jawab Klien sambil tertawa kecil, lalu Terapist lanjut bertanya  “jika Anda baik sama kucing maka kucingnya juga baik sama Anda, salah atau benar..!?” “Benar Pak…” Klien tersenyum semakin lebar.
“Oke, sekarang coba pejamkan mata Anda, tarik nafas yang dalam, keluarkan…. sekarang, bayangkan di depan Anda ada seekor kucing, sudah..?” “sudah..” “berikan warna pada kucing tersebut, bayangkan bentuknya, perjelas warnanya, bentuknya, bayangkan dan rasakan kucing tersebut sekarang ada di depan Anda, lihatlah betapa lucunya kucing tersebut, kucing itu suka kepada Anda, kucing itu ingin bersahabat dengan Anda, dia menuruti semua perintah Anda, seperti apa kucinnya..?” “Lucu mas…” “terus..?” “ada kalungnya, dia nurut…” “sekarang bayangkan dan rasakan, jika Anda senang dengan kucing maka kucing tadi juga senang dengan anda, jika anda baik maka dia juga baik, paham” “iya..” “oke, mulai sekarang dan seterusnya, dimanapun dan kapanpun juga, jika Anda melihat kucing maka bayangan Anda adalah kucing yang lucu dan baik seperti yang di depan Anda ini, kucing yang sangat bersahabat dengan Anda, mulai sekarang dan seterusnya, dimanapun dan kapanpun juga Anda akan senang dengan kucing dan kucingnya juga senang dengan Anda, paham..?” Klien menganggukkan kepalanya, “bagus, pada hitungan ke-10 silakan Anda bangun dengan kondisi segar sesegar-segarnya, dengan kondisi sehat sesehat-sehatnya, dengan kondisi yang penuh semangat, 1… 2… 3..rasakan tubuh Anda mulai terasa segar dan bersemangat 4… rasakan tubuh Anda semakin segar dan bersemangat 5…kesegaran dan semangat Anda semakin meningkat dari sebelumnya 6… 7… 8… Anda semakin bersemangat dari sebelumnya, semakin ingin terbangun 9… tubuh Anda terasa sangat segar, sangat sehat, sangat bersemangat, dan Anda sangat ingin bangun… 10… bangunkan diri Anda dengan kondisi segar sesegar-segarnya, dengan kondisi sehat sesehat-sehatnya, dengan kondisi yang penuh semangat sekarang…” Klien terbangun dengan tersenyum kepada sang Terapist. “Gimana rasanya..?” “nyaman Mas, rasanya lega…” “Mbak itu ada kucing mbak..!” sang Terapist mencoba mengagetkan Klien “Mana Mas…?”
Klien bertanya sambil mencari-cari kucing tersebut dengan ekspresi keingintahuaan, suatu indikator bahwa Klien tersebut tidak lagi takut kepada kucing. Terapi tadi adalah mengatasi permasalahan yang diderita Klien dengan mencari ‘Inti’ penyebab permasalahan tersebut, setelah inti permasalahan ditemukan, selanjutnya dimodifikasi dari peristiwa yang sangat traumatis dan menakutkan bagi Klien menjadi suatu peristiwa yang menyenangkan, sehingga sampai kapanpun Klien tadi melihat kucing maka yang ada dalam pikirannya adalah “kucing itu baik, lucu, bersahabat dengan saya” sehingga Klien tidak akan merasa takut lagi kepada kucing alias fobianya telah sembuh secara permanen.
Anda, saudara, keluarga atau teman  yang memiliki maalah yang sama dengan kasus diatas, silahkan menghubungi Wahana sejati di 031-5350411, 085646000981

0 komentar:

Posting Komentar